Pasti semuanya kenal quote ini, bukan : “don’t judge a book by it’s cover”.
Dewasa ini cover buku kerap digarap serius untuk menarik perhatian pembeli buku dengan membuat desain bagus dan tambahan atribut. Tapi, tahukah kalian bagaimana sejarah cover buku?
Ketika abad pertengahan, sampul yang dibuat untuk manuskrip menggunakan bahan mewah seperti emas, perak dan permata. Selama ratusan tahun, penjilid buku berfungsi sebagai alat lindung dan penghormatan dekoratif budaya mereka. Namun, perubahan besar terjadi pada sampul buku di tahun 1820-an. Pada masa ini, mulai muncul teknik bagaimana sebuah buku bisa disampul dan secara bertahap tiap halamannya dijahit menjadi satu. Bahan sampul yang dulunya kain dan menghabiskan banyak biaya,diganti menjadi kertas biasa.
Penemuan mesin uap juga meminimalkan biaya produksi sampul, sehingga harga penjilidan seimbang dengan harga cetak buku. Cover berubah menjadi printable, menggunakan cetakan logam multi warna dan kemudian mengalami setengah proses ilustrasi. Teknik ilustrasi ini mengambil fenomena dari seniman poster di abad 19 yang jasanya kemudian dimasukkan ke dalam industri buku. Setelah adanya ilustrasi ini, fungsi cover berubah tidak hanya menjadi pelindung halaman, namun juga berfungsi sebagai bentuk print-ad sekaligus menyampaikan informasi mengenai isi buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar